Oleh:
Benny (Program Manager Center for Community Development and Education (CCDE)
Banda Aceh)
Suatu hari saya
tergelitik saat membaca berita di sebuah koran lokal mengenai kurangnya pasokan
atau ketersediaan suku cadang suatu produk yang terjadi, hanya karena kesalahan
pemahaman penggunaan tanda titik dan koma dalam pemesanan barang tersebut. Di
Indonesia kita lazim menggunakan tanda titik sebagai penanda satuan di atas
ratusan, namun di beberapa Negara tanda koma yang lazim digunakan.
Dalam bisnis, kesalahan
komunikasi seperti ini tentu berakibat sangat fatal. Bayangkan jika kita
memesan produk berjumlah 1.000 (seribu) unit dan kita menuliskannya dengan
kebiasaan kita, maka pihak luar akan mengira kita hanya memesan satu unit saja.
Karena secara lazim, mereka menulis seribu dengan cara 1,000.
Semua ini terjadi karena
suatu hal yang mungkin kerap kita anggap sepele, komunikasi! Apalagi bagi kita
yang, merasa usaha kita hanyalah usaha kecil, rasanya tidak perlu berbasa-basi
dengan pelanggan yang notabene kerap kali kita kenal.
Banyak sekali kita
menemukan pengertian komunikasi dalam suatu literatur atau catatan ilmiah,
secara umum. Beberapa diantaranya menyatakan bahwa komunikasi adalah suatu
proses penyampaian dan penerimaan berita atau informasi dari seseorang kepada
orang lain. Komunikasi yang tepat sendiri tidak akan terjadi jika penyampainya
tidak menyampaikan informasi atau berita tersebut secara tepat dan baik,
sehingga penerimanya tidak menerima informasi atau berita yang salah.
Masalah komunikasi ini adalah
inherent (melekat = sangat penting) bagi kebutuhan manusia. Tidak ada manusia
yang bisa hidup dengan baik, tanpa adanya komunikasi. Demikian juga dalam
bisnis, komunikasi merupakan sumber kehidupan bisnis tersebut. Rasanya
tidak ada bisnis yang bisa berhasil tanpa komunikasi yang baik. Mulai dari
perencanaan usaha, produksi hingga tahap akhir marketing dan selling kepada
konsumen. Itu semua memerlukan komunikasi yang baik dan efektif. Baik dan
efektif dalam artian, komunikasi yang dilakukan sesuai dengan kebutuhannya.
Sebab cakupan komunikasi dalam dunia bisnis sangatlah luas, mulai dari
mengkomunikasikan apa yang akan kita buat kepada karyawan, hingga menyampaikan
produk kita kepada konsumen dalam bentuk iklan agar mereka tertarik dan membeli
produk kita.
Komunikasi bisnis ini
sendiri, harus kita lakukan baik di dalam perusahaan dan di luar perusahaan. Di
dalam perusahaan komunikasi dengan karyawan sangat penting dilakukan agar
karyawan merasa menjadi bagian dari usaha kita dan merasa yakin dengan produk
yang kita hasilkan. Jika karyawan tidak mengenal dan yakin akan produk yang
kita hasilkan, mereka akan sulit mengkomunikasikan produk kita kepada konsumen.
Bisa kita bayangkan jika karyawan kita memilki pengetahuan terbatas akan
produk-produk yang kita produksi dan atau kita jual, apa yang akan
dijelaskannya kepada konsumen?
Komunikasi di luar
perusahaan atau eksternal, wajib kita lakukan dalam hubungannya dengan
masyarakat, pemerintah pada umumnya dan khususnya kepada pelanggan atau
konsumen.
1.
Komunikasi dengan Konsumen
Komunikasi dengan
konsumen sangat penting kita bina dan lakukan terus menerus, agar konsumen
tidak lupa pada kita dan produk yang kita hasilkan atau jual. Komunikasi dengan
konsumen ini dapat kita katakan sukses dilakukan jika konsumen menjadi
pelanggan kita dan tumbuh suatu sikap hanya ingin berbelanja ke toko kita saja
atau hanya ingin menggunakan barang tertentu saja tanpa ingin menggantinya
dengan barang lain, yang diistilahkan sebagai ‘ Patronage Buying Motive” .
Hal ini hanya dimungkinkan
apabila ada komunikasi yang baik antara kita sebagai pemilik usaha, karyawan
dan konsumen. Sehingga komunikasi yang baik ini menimbulkan tingkat pelayan
yang baik pula dari kita karena banyaknya masukan yang bisa diperoleh dari
konsumen. Baik mengenai keinginan konsumen, barang apa yang banyak disenangi
konsumen dan tidak, layanan apa yang mereka butuhkan dan sebagainya. Ini semua
merupakan informasi berharga bagi pengembangan usaha kita.
2.
Komunikasi dengan Lembaga Pemerintah
Komunikasi dengan pemerintah
wajib kita lakukan. Dengan demikian, kita dapat memahami peraturan-peraturan
yang dikeluarkan oleh pemerintah, mulai dari tingkat propinsi, kota/ kabupaten,
kecamatan hingga tingkat gampong dan lingkungan. Hal ini sangat penting untuk
menghindari kerugian dan permasalahan dengan hukum.
Bayangkan jika telah
mengeluarkan biaya yang banyak untuk memasang kanopi atau papan nama merk
usaha, ternyata hal tersebut melanggar peraturan. Bisa jadi karena ukuran yang
tidak sesuai peraturan yang ditetapkan, posisi yang salah atau hal lainnya.
Tentu saja ini akan menimbulkan kerugian bagi kita.
3.
Komunikasi dengan Masyarakat
Harus kita ingat bahwa
usaha kita tidak berdiri sendiri, namun ada di tengah-tengah masyarakat.
Karenanya penting untuk memahami bagaimana kondisi sosial masyarakat di sekitar
usaha kita berada. Bagian dari pemahaman mengenai kondisi masyarakat ini yang
terkadang terlupakan oleh kita. Akibatnya tidak sedikit usaha yang keberadaanya
ditolak oleh masyarakat sekitar.
Berlaku toleran, berarti
kita telah membangun komunikasi sosial dengan masyarakat sekitar sehingga
memiliki pemahaman akan konteks sosial yang berlaku. Menutup usaha pada saat
ibadah Shalat Jum’at pada wilyah yang mayoritas penduduknya beragama Islam atau
di Hari Minggu pada wilayah yang mayoritas penduduknya Kristen, atau agama
lainnya sesuai dengan wilayah tempat usaha kita berada. Tidak melakukan
usaha yang bertentangan dengan budaya setempat dan sebagainya, ini merupakan
salah satu bentuk komunikasi dengan masyarakat.
Jika kita mampu melakukan upaya
komunikasi yang baik dan tepat pada usaha kita, tidak peduli sekecil apapun
usaha kita, saya yakin usaha kita akan lebih baik dari sebelumnya. Pepatah “Pelanggan
Adalah Raja”, bukan berarti kita tunduk kepada kemauan mereka, namun lebih
kepada bagaimana kita menghadapi mereka dengan tutur kata, gerak dan perbuatan
yang santun dan baik, sehingga mereka akan terus ingat dan kembali kepada kita
dan usaha kita.
This is how my partner Wesley Virgin's report starts with this shocking and controversial VIDEO.
BalasHapusAs a matter of fact, Wesley was in the army-and shortly after leaving-he found hidden, "self mind control" secrets that the government and others used to get everything they want.
THESE are the exact same SECRETS many celebrities (especially those who "became famous out of nothing") and elite business people used to become wealthy and famous.
You probably know that you use only 10% of your brain.
That's because the majority of your BRAINPOWER is UNCONSCIOUS.
Maybe that thought has even occurred INSIDE your own head... as it did in my good friend Wesley Virgin's head 7 years ago, while riding an unregistered, trash bucket of a car with a suspended driver's license and $3.20 on his banking card.
"I'm so fed up with living check to check! When will I finally make it?"
You've taken part in those thoughts, isn't it so?
Your success story is going to happen. You just need to take a leap of faith in YOURSELF.
Take Action Now!